Sunday, February 18, 2018

Menelisik Kultur Intelektual kader HmI milenial

OPINI


Farma Andiansyah

Dalam perkembangan HmI di Era milenial di usia Ke 72 Tahun, HmI masih istiqomah dalam wujud pencapaian Tujuannya yakni terwujudnya Masyarakat Adil makmur Yang di ridoi Allah SWT, Tujuan mulia ini mampu menjaga marwah Himpunan di tengah pergulatan kehidupan kebangsaan

Namun kita tidak bisa tutup mata dan menafikan realita yang sedang di hadapi saat ini, berbagai persoalan baik dari internal dan External  HmI jika tidak disikapi dengan soluktif kian menggerogoti nilai nilai yang sudah lama di bangun

Dualisme HmI DIPO dan HmI MPO pada tahun 1983 berkepanjangan yang dilatar belakangi Azas tunggal Orde Baru tak kunjung bisa terselesaikan lain Hal persoalan exterlnal HmI masalah masalah kebangsaan yang menuntut HmI untut tetap berpartisipasi Aktif dalam membangun peradapan

Ditengah permasalahan kebangsaan kontemporer jutaan mata tertuju Pada Kongres HmI ke XXX yang sedang berlangsung Di Ambon di Ajang 2 tahunan tersebut Masyarakat indonesia menggantungkan Harapan Agar kongres yang berjalan bukan Hanya pertemuan kader HmI seindonesia dengan kemewahan Ceremonial dan pergulatan kepentingan politik kekuasaan saja namun menantikan Gagasan pembaharuan yang aplikatif dan soluktif dari rentetan masalah kebangsaan dan keumatan

Predikat Agen of social control yang di emban mahasiswa secara universal sudah seharusnya menjadi ujung tombak generasi muda sekaligus calon pemimpin intelektual bangsa dan predikat itu hanya bisa di emban oleh kader intelektual yang berkualitas lima insan cita, karna tanpa adanya pengetahuan yang cukup baik epistimologis dan ideologis seorang itu tidak akan mampu menjalankan fungsi tersebut

Itelektual itu ialah sesorang yang menggunakan kecerdasanya dalam bekerja, belajar, menggagas dan menyoal serta mampu menjawab persoalan tentang gagasan. Inteltual itu tidak bisa tumbuh sendiri melainkan lahir dari proses panjang yang di bentuk oleh budaya intelektual  baik mulai dari membaca, menulis dan berdiskusi

HmI di kenal bukan saja hanya karna identitas keislamanya tapi karna budaya itelektualnya sehingga di juluki sebagai mesin yang terus tak berhenti mencetak kader pemimpin yang sampai hari ini tersebar di seluruh indonesia dan di akui keberadaannya

Budaya intelektual sangat tergambar dari proses training training di HmI baik formal maupun nonformal namun tidak hanya sebatas training tapi di iringi dengan berbagai kegiatan keilmuan mulai dari bedah buku, Kajian ilmiah, dialog kebangsaan, bedah film, publik speaking serta di iringi oleh kegiatan sosial lainya yang berintraksi langsung dengan ummat
Sehingga wajar HmI di juluki sebahagai Harapan masyarakat indoneia

Bersaan dengan hal tersebut HmI sebagai organisasi keislaman yang moderat akan tetap konsisten dalam peran nya sebagai oraganisasi perjuangan dan sensitif dengan isu keislaman dan keumatan dan akan memastikan akan tetap hadir jadi garda terdepan di setiap permasalah dan perselisihan kehidupan bangsa ini, untuk menjawab kebutuhan zaman, HmI harus tetap membrikan kontribusi gagasan yang konpetibel dan efektif, walaupun aral melintang HmI tetap menjadi jalan kejuangan sebagai mana mestinya untuk umat dan bangsa.

Penulis : Farma Andiansyah
HmI Cabang Pers. Kutacane