Monday, September 16, 2019

Rangkuman Buku Ekonometrika Dasar Damodar Gujarati (Bernard Baruch College City Of New York)




A.     Pengantar
a.      Defenisi Ekonometrika
Secara harfiah, ekonometrika berarti “Pengukuran Ekonomi” walaupun pengukuruan adalah bagian penting dalam ekonometrika tapi pengertian tentang ekonetrika jauh lebih luas. Ekonmetrika dapat di defenisikan sebagai ilmu social dimana prangkat teori ekonomi, matematika, dan statistic inferensial diterapkan dalam menganalisis fenomena ekonomi. Atau dengan kata lain proses ini memberikan dukungan empiris untuk model yang disusun dengan ilmu ekonomi matematis dan untuk memperoleh hasil dengan angka (numerial Results).
Ekonometrika juga biasa di defenisiskan sebagai analisis kuantitatif dari fenomena  ekonomi yang sebenarnya (Aktual) yang didasarkan pada pengembangan yang berbarengan dari teori dan pengamatan, dihubungkan dengan metode inferensi yang sesuai. Misalkan jika dalam studi atau eksperimen kita menemukan bahwa bahwa ketika harga satu unit barang/jas naik sebesar satu dollar dan jumlah permintaan turun, katakanlah, 200 Unit, maka kita bukan hanya menegaskah kaidah tentang permintaan, melainkan dalam proses tersebut kita juga memberikan taksiran angka-angka mengenai hubungan antara kedua variable (harga dan jumlah permintaan atau kuantitas).
b.      Alasan Ekonometrika Merupakan Bidang Ilmu yang Tersendiri
Karena ekonometrika merupakan campuran dari teori ekonomi, ekonomi matematis, statistika ekonomi dan setatistika matematis yang diramu menjadi suatu bidang ilmu, tentunya ekonometrika mempunyai metode khusus untuk menjalankan fungsi dan peranya sebagai Alat ukur ekonomi. Maka ekonmetrika merupakan mata kuliah (subyek) yang pantas untuk dipelajari karena alasan berikut.
Pada dasarnya teori ekonomi membuat pernyataan pernyataan atau hipotesis yang sebagian besar bersifat kualitatif. Contohnya teori ekonomi mikro yang mengatakan apabila hal lain tetap, pengurangan harga barang diharapkan dapat meningkatkan permintaan pada barang tersebut.  Teori ini mendalilkan adanya hubungan negative atau kebalikan atara harga dan jumlah permintaan suatu barang tapi tidak memberikan suatu ukuran dalam angka (numerik) mengenai hubungan keduanya. Yaitu seberapa banyak permintaan naik atau turun sebagai akibat dari perubahan harga tersebut. Maka ekonometrika-lah yang memberikan dugaan dalam angka atau memberikan isi empiris kepada sebagian besar teori ekonomi.
Perhatian utama ekonomi matematis adalah menyatakan teori ekonommi dalam bentuk matematis (persamaan) tanpa memperhatikan keterukuran atau pembuktian .ahli ekonmetrika menggunakan persamaan matematis dan meletakannya sedemikian sehingga memberikan kemungkinan untuk dilakukan pengujian empiris. Dan pengubahan persamaan matematis ke dalam persamaan ekonometris ini memerlukan kecerdasan dan kecerdikan.
Statistika ekonomi berfungsi untuk pengumpulan, pemrosesan, dan penyajian data ekonomi seperti data pengangguran, GNP, harga dan Sebagainya dalam bentuk Grafik atau table. Tapi statistika ekonomi tidak bertindak lebih jauh dengan menggunakan data tersebut untuk menguji teori ekonomi. Dan peran tersebutlah yang di ambil oleh ekonometrika.
Statistika matematika memang memberikan banyak alat-alat yang digunakan dalam ekonometrika. Tetapi ahli ekonometrika sering menggunakan metode khusus karena data ekonomi seperti Konsumsi, pendapatan, dan konsumsi tidak dapat dikendalikan secara langsung, dan pada prinsipnya di kumpulkan oleh pemerintah dan swasta yang tidak di dapatkan dari hasil percobaan. Hal inilah yang menciptakan kesalahan pengukuran dalam statistika matematis. Dan ahli ekonometrikalah di fungsikan untuk mengembangkan metode analisis khusus untuk menghadapi kesalahan pengukuran tersebut.
c.       Metodelogi Ekonometrikan
Metodologi ekonometrika merupakan tahapan yang harus dilalui untuk melakukan analisis terhadap fenomena ekonomi secara ilmiah. Tahapan pada metodologi ekonometrika adalah sebagai berikut:
1.      Peryataan teori atau hipotesis
Seperti Teori Keynesian berkaitan dengan konsumsi, menyatakan bahwa orang (baik wanita maupun pria) akan meningkatkan konsumsinya seiring dengan meningkatnya pendapatan, tetapi peningkatan konsumsi tersebut tidaklah sebesar peningkatan pendapatan mereka.
2.      pesifikasi model matematis berdasarkan teori
Meskipun Keynes telah menjelaskan adannya hubungan positif antara pendapatan dengan konsumsi, tetapi Keynes belum menspessifikasikannya dalam model matematis sehingga ahli matematika membuat spesifikasi matematik berdasarkan teori Keynessian sebagai berikut:
Y = α + βX
                        Dimana: Y = Belanja Konsumsi
                                        X = Pendapatan
                                       α, β= konstanta atau parameter
Koefisien kemiringan β menyatakan MPC (marginal Propensity of Consume) persamaan di atas menyatakan bahwa konsumsi berhubungan secara linear dengan pendapatan. Model tersebut dinamakan model pesamaan tunggal (Single-equation-model) sedangkan kalau mempunyai lebih dari satu model persamaan banyak (multiequetion) atau model persamaan simultan (simultaneous-equation).
3.      Spesifikasi model ekonometrik berdasarkan teori
Model matematika mengasumsikan bahwa terdapat hubungan pasti antara pendapatan dan konsumsi, atau hubugan deterministic. Pada hubungan antar variable ekonomi, suatu variable tergantung tidak hanya dipengaruhi oleh satu variable bebas saja, tetapi juga dipengaruhi oleh beberapa variable lain. Untuk mengakomodasi variable yang tidak diteliti maka fungsi matematik itu diubah menjadi fungsi statistic sebagai berikut:
Y = α + βX + µ
Diman µ dikenal sebagi Ganguan (disturbance) atau kesalahan (error) adalah variable acak yang mempunyai ciri probabilistic yang dirumuskan dengan baik. Factor gangguan (disturbance Term) µ bias menyatakan semua kekuatan yang mempengaruhi konsumsi tetapi belum diperhitungkan secara eksplisit.
4.      Mendapatkan data
Untuk membuat estimasi maka diperlukan data. Sumber data dapat berasal dari data primer maupun data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti, langsung dari sumber pertama, sedangkan data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya. Pengambilan data dapat dilakukan secara cross section maupun time series. Data cross section adalah data yang dikumpulkan pada satu waktu tertentu pada beberapa obyek dengan tujuan untuk menggambarkan keadaan, sedangkan data time series adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu pada satu obyek dengan tujuan untuk menggambarkan perkembangan. 
5.      Estimasi parameter dari model ekonometrika
Setelah data dikumpulkan, langkah berikutnya adalah melakukan estimasi terhadap parameter fungsi konsumsi. Estimasi adalah proses pengukuran yang di dasarkan pada hasil kuantitatif atau dengan kata lain, tingkat akurasinya bias diukur dengan angka.
6.      Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis bertujuan untuk menguji kebenaran suatu pernyataan secara statistik dan menarik kesimpulan apakah menerima atau menolak pernyataan tersebut Pengambilan data dilakukan secara sampling sehingga untuk menguji keberartian koefisien regresi itu perlu dilakukan pengujian secara statistic.
7.      Peramalan atau prediksi
Setelah dilakukan persamaan pada estimasi parameter, persamaan tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat prediksi.
8.      Penggunaan model untuk tujuan kebijakan
Setelah model didapatkan maka model tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk merumuskan kebijakan. Misalkan, jika pengeluaran 40 milyar maka akan mengurangi pengangguran 4 persen. Berapa tingkat pendapatan yang diperlukan untuk mencapai target pengeluaran 40 milyar?
40 = 1,870 + 0,616 X
0,616 X = 40 – 1,870
X = 38,130/0,616
X = 61,899
Dengan demikian jika pemerintah hendak mengurangi pengangguran sampai 4 persen, pemerintah harus mendorong pendapatan hingga mencapai 61,899 milyar. Oleh sebab itu untuk mengurangi pengangguran sebesar 4 persen, pemerintah dapat merumuskan kebijakan untuk meningkatkan pendapatan sehingga pada gilirannya dapat mengurangi pengagngguran.
B.     Model Regresi Persamaan Tunggal
a.      Analisis Regresi
1.      Asal Sejarah Istilah Regresi
Istilah Regresi diperkenalkan oleh francis galton. Dalam satu makalah yang terkenal, galton menemukan bahwa meskipun ada kecendrungan bagi orang tua yang tinggi mempunyai anak-anak yang tinggi dan bagi orang tua yang pendek untuk mempunyai anak-anak yang pendek. Dia mengamati ada kecendrungan bagi rata-rata tinggi anak dengan orang tua yang mempunyai tinggi tertentu untuk bergerak atau mundur (regress) kea rah tinggi rata-rata seluruh populasi.
2.      Penafsiran Modern Regresi
Di era modern ada perubahan defenisi regresi, secara umum analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan satu variable, variable tak bebas, pada satu atau lebih variable lain, dengan maksud menaksir atau meramalkan nilai rata-rata hitung (Mean) atau rata-rata populasi variable tak bebas.
3.      Ketergantungan statistik Vs Fungsional
Dalam analisis regresi akan kita temukan ketergantungan diantara variable yang bersifat statistik, bukan fungsional atau deterministic, seperti pada ilmu fisika klasik. Kita akan menghadapi variable random (acak) Atau stokhastik.
4.      Regresi dan penyebab (Sebab-Akibat)
Suatu hubungan statistik bagaimanapun kuat dan sugestif, tidak pernah dapat menetapkan hubungan sebab akibat. Jadi gagasan kita harus dating dari luar statistik seperti teori atau lainya.
5.      Regresi vs Korelasi
Analisis korelasi yang tujuan utamanya adalah untuk mengukur kuat atau derajat hubungan linear antara dua vaiabel, sangat erat hubunganya tetapi sangat berbeda dalam konsep analisis regresi.  Dalam nalisis regresi ada asimetri bagaimana variable tidak bebas dan variable yangmenjelaskan diberlakukan. Variable bebas di asumsikan bersifat statistic, random, atau stokhastik, yaitu mempunyai distribusi probabilitas.
6.      Istilah dan notasi
Dalam literature istilah variabel tidak bebas (Dependent variable) dan variable yang menjelaskan (Explanatory Variabel) digambarkan dengan berbagai cara. Diantanya:
Variabel Bebas
 ( Dependent Variable)
Variabel yang menjelaskan
( Explanatory Variable)
↓↑
↓↑
Variabel yang dijelaskan 
(explaned Variable)
Variabel bebas
(independent Variable)
↓↑
↓↑
Yang diramalkan (predictand)
Peramal (Predictor)
↓↑
↓↑
Yang diregresi(Regressand)
Yang meregresi (Regressor)
↓↑
↓↑
Tanggapan (Response)
Perangsang atau variable kendali
(stimulus or control variable)

7.      Peranan Komputer dalam analisis regresi
Dalam mempelajari ketergantungan satu variable pada satu atau lebih variable lain, analisis regresi sering melibatkan pergitungan yang lama dan majemuk. Maka peran computer dengan segudang kecanggiihanya membantu dalam perhitungan tersebut.
8.      Analisis regresi adalah ketergantungan
Variable tidak bebas, pada satu atau lebih variable lain, variable yang menjelaskan. Tujuanya adalah untuk menaksir dan meramalkan nilai rata-rata (Mean) Atau nilai rata variable tak bebas atas dasar nilai tetap (fixed) variable yang menjelaskan yang diketahui.
b.      Analisis Regresi Dua-Variabel
Dalam bab ini kita membahas beberapa ide pundamental analisis regresi. Mulai dengan konsep kunci fungsi regresi populasi (PRF), dan kita mengembangkan konsep PRF Linear dan ide PRF stokhastik dan membahas secara rinci sifat dan peranan faktor gangguan (Disturbance Term) Stokhastik u1.
c.       Model Regresi Dua-Variabel Masalah Penaksiran.
Setelah Menaksir Regresi Populasi (PRF) atas dasar fungsi regresi sampel (SRF) seakurat mungkin. Kemudian sekarang ada bebrapa metode penyususnan SRF, tetapi terkait analisis regresi, metode yang paling luas digunakan adalah metode kuadrat terkecil biasa (method OF ordinary least squares (OLS). Metode kuadrat terkecil Biasa (OLS) dikemukakan oleh Carl Friedrich Gaus seorang Ahli Mate-Matika Jerman.
d.      Asumsi Kenormalan : Model Regresi Linear Normal Klasik
Dalam bab ini kita membahas model regresi dua variabel dengan mengasumsikan bahwa populasi gangguan (Disturbances) µ1 di distribusikan secara normal. Dalam bab ini juga telah membahas secara singkat metode alternative penaksiran titik, yaitu metode kemungkinanterbesar (ML) tetapi dengan asumsi kenormalan, penaksira ML biasanya sama dengan penaksiran OLS terutama kalau pengukuran sampel besar.
e.       Regresi Dua-Variabel : Penaksiran Selang dan Pengujian Hipotesis
Dalam Bab ini kita membahas tentang pengujian hipotesis, secara sederhana pengujian hipotesis berkenaan dengan pertanyaan: Apakah penemuan tertentu cocok dengan hipotesi yang di kemukakan atau tidak? Ada dua pendekatan yang saling melengkapi pertanyaan ini yakni selang keyakinan dan pengujian tingkat penting. Selang keyakinan memberikan sekumpulan hipotesis yang layak mengenai nilai para meter yang tidak diketahui. Dalam pengujian tingkat penting menggunakan statistic uji atau kriteria. Statistic uji biasanya mengikuti distribusi probabilitas seperti distribusi normal, t, atau chi kuadrat, dan kalau statistic uji yang dihitung melebihi melebihi nilai kritis, hipotesis nol bias ditolak, kalau sebaliknya bias di terima.
f.        Analisis Regresi Majemuk : Masalah Penaksiran
Dalam Bab ini kita akan diperkenalkan dengan model regresi majemuk yang paling sederhana yakni regresi linear tiga variable.model tiga variable memperkenalkan beberapa kkonsep baru , seperti Koefisien Regresi parsial, koefesien korelasi parsial, koefesien regresi majemuk, R2  yang tidak disesuaikan maupun yang disesuaikan dan koefisien diterminasi parsial. Kita akan membahas bagaimana hubungan antara koefisien-koefisien dan perangkap dalam mengiinterpretasikan koefisiensi korelasi sederhana.
g.      Analisis Regresi Majemuk : Masalah Inferensi
Dalam bab ini kita menutup analisis regresi dalam bentuk yang paling murni yaitu dengan asumsi ideal model linear klasik.dan mengkaji bagaimana menangani masalah kembar penaksiran dan inferensi, bagaimana untuk menaksir koefisien regresi sederhana dan parsial serta kesalahan standandarnya, koefisien korelasi sederhana dan parsial, dan koefisien determinasi sederhana dan majemuk. Juga kita telah melihat bagaimana penaksir berkaitan dengan nilai populasinya dengan menggunakan teknik selang keyakinan, pengujian hipotesis, dan analisis varians.
h.      Pendekatan Matriks Untuk model regresi Linear
Bab ini menyajikan model regresi linear klasik meliputi k Variabel (y dan x2, x3,….. , xk) dalam notasi aljabar matriks. Manfaat besar aljabar matriks dibandingkan dengan aljabar sekala r adalah bahwa aljabar matrik memberikan metode yang ringkas untuk menangani model regresi yang meliputi berapapun banyaknya variable.
C.     Penyimpangan Asumsi Model Klasik
Bab ini membahas secara panjang lebar model regresi linear normal klasik dan menunjukan bagaimana model tadi dapat digunakan untuk menangani problem kembar inferensi statistik. Dalambagian ini ada beberapa asumsi menyederhanakan yaitu :
1.       Nilai rata-rata bersayrat dari unsur gangguan populasi ս1, tergantung kepada nilai tertentu variable yang menjelaskan (X) Adalah Nol.
2.      Varians bersyarat dari ս1 adalah konstan atau homo homokodastik.
3.      Tidak ada auto korelasi dalam gangguan.
4.      Variabel yang menjelaskan adalah nonstokastik (yaitu tetap dalam penyampelan berulang) atau jika skokastik, didistribusikan secara independen dari gangguan ս1.
5.      Tidak ada multi kolinieritas diantara variable yang menjelaskan x.
6.      ս didistribusikan secara normsl dnegan rata-rata varians yang diberikan oleh asumsi 1 dan 2.
Dengan asumsi-asumsi tersebut, kita melihat bahwa penaksir kuadrat-terkecil biasa (OLS) dari koefisien regresi adalah penaksir tak bias linear terbaik (BLUE), dan dengan asumsi kenormalan, didistribusikan secara normal.
a.      Multikolinearitas
Satu dari asumsi model linear klasik adalah tidak adanya multikolinearitas diantara variable yang menjelaskan yaitu diantara X. di interprestasikan secara luas, multikolinearitas berhubungan dnegan situasi dimana ada hubungan linear baik yang pasti ataupun mendekati pasti diantara variable. Mekipun tidak ada metode yang pasti dalam mendetekse kolinearitas tapi ada beberapa indicator untuk itu yaitu .
1.      Ketika R2 sangat itnggi tetapi tak satupun koefisien regresi penting (Signifikan) secara statistic dalam uji T yang konvensional.
2.      Dengan memeriksa korelasi derajat Nola tau sederhana antara dua variable tadi.apabila kolerasinya tinggi biasanya multikolinearitasnya sebagai penyebabnya.
3.      Tetapi korelasi derajat nol sering menyesatkan yang meliputi lebih dari dua variable X karna ada kemungkinan korelasi derajat Nol yang rendah dan mendapatkan multikolinearitas tinggi.
4.      Jika R2 tinggi tetapi korelasi parsia rendah multikolinearitas merupakan satu kemungkinan.
5.      Suatu R1i yang tinggi akan menguraikan bahwa Xi sangat berkorelasi dengan sisa variable X.
b.      Heteroskedasitas
Dalam bab ini kita mengisi validitas asumsi ini dan ingin mengetahui apa yang terjadi jika asumsi ini tidak dipenuhi. Satu asumsi peting medel regresi linear klasik adlah varians setiap unsur disturbance սi. Suatu angka konstan yang sama dengan ơ, ini merupakan asumsi homoskedesitas, atau penyebaran (scendasticity) sama (homo). Yaitu varians yang menggunakan lambing.
            E (սi2 ) = ơ2          I = 1, 2, ….,N
c.       Autokorelasi
Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkkaian observasi yang di urutkan menurut waktu (seperti dalam data deret waktu) atau ruang (seperti dalam data cross-sectional). Dalam kontek regresi, model regresi linear klasik mengasumsikan bahwa auto korelasi seperti itu tidak terdapat dalam disturbansi atau gangguan սi. Dengan menggunakan lambang
                        E (սi սi) = 0 I ≠ j
Unsur gangguan yang berhubungan dengan observasi tidak dipengaruhi oleh unsur disturbansi atau gangguan yang berhubungan dengan pengamatan lain yang manapun. Jika semua asumsi model regresi linear klasik semua dipenuhi, teori gausmarkov menyatakan bahwa dalam kelas semua penaksir tak bias linear, maka penaksir OLS lah yang di pakaikarena variasinya lebih minimum. Sebagai hasilnya, jika penaksiran OLS di pakai dalam situasi autokorelasi adapun konsekuensinya adalah selang keyakinan menjadi lebar secara tak perlu dan pengujian arti (signifikan) terlalu kuat.
Jika kita mengabaikan batas masalah autokorelasi dan trus menerapkanformula OLS klasik konsekuensinya nampaknya akan lebih jauh, dan lebih serius.
D.     Pokok Bahasan dlam Ekonometrika.
a.      Model Autoregresif dan Lag yang di distribusikan  (Distributed-Leg)
Dalam ilmu ekonomi ketergantungan suatu variable Y atau variable yang tak bebas atas variable lain X (Variabel yang menjelaskan) jarang bersifat seketika.sangat sering Y bereaksi terhadap X dengan selang waktu. Selang waktu tersebut dinakan lag, dan yang memperhitungkan itu disebut model regresi yang melibatkan variable lag atau model regresi lag (lagged Regresion Models). Ada dua jenis variabel leg yakni variabel nonstokastik atau yang stokastik,
b.      Regresi ats variabel Dummy
Variabel dummy atau dikenal variabel kualitatif merupakan variabel bebas selain variabel yang dinyatakan secara kualitatif y sepeti pendapatan, harga, hasil dll, tapi juga variabel yang pada dasarnya bersifat kualitatif seperti jenis kelamin, ras, agama dll. Karena variabel seperti itu menunjukan adanya atau tidak adanya kualitas atau ciri-ciri, salah satu metodenya adalah dengan metode kuantitatif yakni mengambil nilai 1 atau 0. Nah variabel yang mengambil nilai seperti 0 dan 1 disebut variabel dummy, nama lainya adalah variabel indicator, variabel binary (2 angka), variabel bersifat kategori, variabel kualitatif, dan variabel yang membagi dua (dichotomous). Suatu model regresi mungkin berisi model variabel yang menjelaskan yang secara eksklusif bersifat dummy, atau pada dasarnya kualitatif. Model seperti itu disebut model analisis varians (AOV) sebagai Contoh:
                        Yi = α +βD + սi
Dimana Y = Variabel Signifikan (Gaji, Harga, dll)
            Di = 1 Jika variabel Dummy (Laki-Laki)
                 = 0 Jika lainya (yaitu pengajar wanita)
c.       Regresi Atas Variabel Tak Bebas Dummy
Dalam bab ini kita membahas model-model dimana variabel tak bebas bersifat dikotomi, mengambil niali 1 atau 0 antara iya dan tidak. Model dengan variabel tak bebas dummy jika dinyatakan dalam pungsi linear dari variabel yang menjelaskan baik bersifat kuantitatif atau kualitatif maupun keduanya tetap disebut model probabilitas linear (LPM)
d.      Model persamaan tunggal : beberapa pokok bahasan lanjutan
Seringkali kita mengsumsikan secara implisit bahwa variabel tak bebas Y dan variabel yang menjelaskan di ukur tanpa satupun kesalahan, asumsi yang kita perhitungkan dengan akurat itu memang harus betul-betul dari proses perhitungan ybukan dari taksiran ataupun pembulatan. Sayangnya hal yang ideal ini tidak di jumpai di lapangan dengan berbagai alasan seperti kesalahan pengukuran merupakan kesalahan yang mungkin akan menimbulkan kesulitan, seperti yang di tunjukan dalam pola berikut :
            Yi* = α + βXi + սi
Yi* = belanja Konsumsi permanen
 Xi = Pendapatan saat ini
 ui = gangguan stokastik

E.     Model Persamaan Simultan
Pengamatan sepintas lalu atas pekerjaan empiris dalam bisnis dan ekonomi akan menunjukan banyak hubungan ekonomi merupakan jenis persamaan tunggal. Tettapi ada situasi dimana ada aliran pengaruh aliran dua arah diantara variabel ekonomis. Yaitu satu variabel ekonomis mempengaruhi variabel ekonomis lain dan sebaliknya seperti nilai uang terhadap bunga.
a.      Model Persamaan Simultan
Model ini berbanding terbalik dengan model persamaan tunggal dimana hanya ada satu persamaan yang menhubungkan satu variabel tak bebas atau tunggal dengan sejumlah variabel yang menjelaskan baik yan non stokastik atau jika stokastik, dan didistribbusikan secara bebas dari unsur gangguan stokastik.
b.      Masalah Identifikasi
Yang dimaksud dengan masalah identifikasi adalah apakah taksiran dari parameter persamaan structural dapat diperoleh dari koefisien bentuk yang direduksi dan di taksir. Jika ini dapat dilakukan maka kita mengatakan persamaan itu terindentifikasikan. Suatu persamaan yang diidentifikasikan bias berupa tepat (sepenuhnya) jika nilai angka yang unik dari parameter structural dapat diperoleh.
c.       Metode Persamaan Simultan
Jika kita sumsikan bahwa persamaan dalam model persamaan simultan diidentifikasikan (baik terlalu atau tepat) ada beberapa metode penaksiran yaitu metode persamaan tunggal dan metode system. Metode persamaan tunggal untuk kesalahan spesifikasi dan sebagainya. Cirinya adalah orang dapat menaksir satu persamaan tunggal dalam model persamaan majemuk tanpa mengkhawatirkan terlalu banyak mengenai persamaan lain dari model.

F.      Suatu peninjauan kembali beberapa konsep statistik
a.      Ruang Sampel, Titik Sampel, dan Kejadian
Ruang Sampel adalah kumpulan dari semua hasil yang yang mungkin dari satu experiment random atau change. Dan tiap anggota dari ruang sampel ini disebut dengan titik sampel. Jadi dalam exsperimen melemparkan dua mata uang ruang sampel terdiri dari empat hasil yang mungkin = HH, HT, TH, dan TT Dimana HH berarti head pada lemparan pertama dan juga head pada lemparan kedua, HT berarti suatu head pada lemparan pertama dan tail pada lemparan kedua dan seterunya. Masing-masing kejadian tadi merupakan titik sampel.
      Suatu kejadian (Event) adalah bagian (subset) dari ruang sampel.jadi, jika kita misalkan A menggambarkan terjadinya suatu head atau tail, maka dari hasil yang mungkin taddi hanya dua yang termasuk pada A, yaitu HT dan TH. Dalam kursus ini A merupakan suatu kejadian.
b.      Probabilitas dan Variabel Random
Misalkan A merupakan suatu kejadian dalam banyaknya percobaan dalam kejadian A dari suatu exsperimen jika m dalam hasil tadi menguntungkan dari jumlah exsperimen. Kita mendefenisikan m/n sebagai prekuensi relative dari kejadian A. maka frekuensi relative ini akan memberikan suatu pendekatan yang sangat baik dari probabilitas.
Variabel Random adalah suatu variabel yang nilainya ditentukan oleh hasil suatu exsperiman random. Dan biasanya dinotasikan dengan huruf X,Y,Z dan seterusnya.
G.    Dasar-Dasar Aljabar matriks
Suatu matriks adalah sautu barisan segi empat dari angka angka atau unsur yang di atur dalam baris dan kolom. Tepatnya suatu matriks dari ordo, atau dimensi M dengan N ( ditulis sebagai M x N) adalah kumpulan dari M x N unsur yang disusun dalam M baris N kolom.


                        a11   a12   a13 ….   A1N
A = [Aij] =        a21   a22   a23  ….  a2n
                        ……………………
                        aM1 aM2  aM3        aMN

H.    Kesimpulan
Secara bahasa, econometrics berarti ecomonic measurement atau pengukuran ekonomi. Meskipun, pengukuran merupakan bagian penting dari sebuah ekonometrika, akan tetapi ekonometrika merupakan suatu kajian sangat luas. Secara sederhana dapat dipahami bahwa ekonometrika merupakan gabungan dari teori ekonomi, matematika ekonomi, dan statistika ekonomi yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan meramal (forecasting) suatu trend saat ini ataupun masa depan.
Metodologi ekonometrika merupakan tahapan yang harus dilalui untuk melakukan analisis terhadap fenomena ekonomi secara ilmiah. Tahapan pada metodologi ekonometrika adalah sebagai berikut:
1)      Peryataan teori atau hipotesis
2)      pesifikasi model matematis berdasarkan teori
3)      Spesifikasi model ekonometrik berdasarkan teori
4)      Mendapatkan data
5)      Estimasi parameter dari model ekonometrika
6)      Pengujian Hipotesis
7)      Peramalan atau prediksi
8)      Penggunaan model untuk tujuan kebijakan

Empat elemen dasar ekonometrika yaitu:
  1. Suatu sampel data
  2. Model ekonometrika
  3. Metode estimasi
  4.  Beberapa metode penarikan kesimpulan.
  5. Dalam ekonometrik, data berasal dari dua sumber: Experiments dan Non-Exsperiment observation

kedua sumber tersebut dapat di kategorikan menjadi tiga tipe :
1.      Time sries data
2.      Cross- Sectional data
3.      Panel data

No comments:

Post a Comment