Opini:
"Realita Kehidupan Milenial"
Di Era Revolusi Industri 4.0
Pada Dasarnya Teknologi Diciptakan untuk mempermudah pekerjaan Manusia
Seiring Kemajuan Zaman Teknologi Terus Berevolusi namun Tak di Imbangi dengan Manusianya
Perlahan Teknologi Menggeserkan Posisi manusia Sehasta demi Sehasta, Lapangan Pekerjaan Yang digeluti Manusia tergantikan Oleh tenaga masin Ciptaan manusia itu sendiri
Katanya semakin tinggi Aktivitas Ekonomi dan Media/teknologi di Suatu Daerah dapat menjadi indikasi kesejahteraan Masyarkatanya,
Toh nyatanya Peningkatan Ekonomi pemerintah Berbanding terbalik malah mempertajam kesenjangan Sosial antara si miskin dan si kaya
Revolusi Mental yang di elu-elukan pemerintah malah menjadi tertawaan Warga Asing dan memperparah Moral Anak bangsa.
Seharusnya Investasi Terbaik Adalah Investasi sumberdaya manusia, dan Dunia pendidikan Adalah Mesin produksinya namun Kenyataanya tidak sesuai dengan yang di harapkan Tumpukan ijazah hanya meningkatkan Status sosial tapi bukan meningkatkan intelektual
Tata Kelola Birokrasi Pemerintah Yang kian mengkhawatirkan, Dimana Hukum bukan lagi menjadi dasar pengambilan kebijakan dan keputusan.
Di tambah lagi berbagai Kebijakan yang tidak proterhadap Rakyat kecil, kurang tanggabnya pemerintah dalam mengatasi permasalahan di berbagai sektor pemerintahan, mulai Dari Harga Cabai,inpor garam, pemalsuan jutaan KTP, Sampai pengangkatan Jendral Iriawan Sebagai PLT Gubernur yang masih jadi kontreversi
Sementara penyakit dasar Apatisme Terhadap Isu kontemporer pemuda hari ini kian Merebak,
Bahkan LSI 2013 mengatakan 79% pemuda Apatis dengan perkembangan politik, padahal dia tidak sadar Bahwa Hidup,Makan,minum dan kebutuhan hidupnya itu di pengaruhi oleh politik.
Selain Sifat Apatis, pemuda Sebagai Generasi Masa depan lalai dalam mempersiapkan Dirinya, terbukti mereka hanya Sibuk Dengan Dunia Medsos, Game, dan bahkan Terperangkab oleh Jaringan Narkoba.
Di sisi Lain Kondisi Ekonomi, Sosial dan Politik Nasional Semakin Sembraut, mulai Anjloknya Rupiah sampai 14.200/USD, Aksi Sparatis di PAPUA dan Rentannya Politik Identitas kian Mengancam Ketahanan Nasional.
Persoalan Yang mendera Bangsa Hari ini Harus menjadi Konsensus Kita Bersama, ujaran ujaran Kebencian harus Kita ubah menjadi keritikan Saran dan Masukan yang membangun.
Keterpurukan Perekonomian Indonesia Yang terjerat Hutang lebih 5.000 T harus Kita Bantu dengan memanpaatkan Segenap Potensi yang ada disekitar kita, mengolah Faktor peroduksi menjadi Output barang poroduksi yang lebih bernilai sehingga sedikit banyaknya dapat membantu laju pertumbuhan Ekonomi bangsa
Kemudian Gerakan Gerakan Sosial Yang membangun Harus kita kampanyekan dan Aktualisasikan, Sehingga menjadi instrumen motivasi Bagi Pemuda untuk terus Berbuat untuk bangsa
Kedepan, dengan Keinginan Yang Kuat dan Ikhtiar yang Hebat, Di mulai dari diri kita pribadi, Keluarga,Sahabat dan Masyarakat Sekitar. Indonesia Masih punya banyak potensi menjadi Syarat untuk menjadi negara maju
Kemudian Harapan kita bersama semoga di perhelatan kontestasi Politik 2019, Kita Dapat berpartisipasi Aktif untuk memilih Sosok pemimpin Yang mampu mengakomodir Seluruh pesoalan bangsa hari ini dan memberikan solusinya.
serta dapat menjaga Amanah Kontitusi tentang Tujuan Didirikannya Bangsa yakni melindungi Segenap Bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia, memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa serta menjaga ketertipan dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Oleh : Farma Andiansyah
Ketua SPMA Aceh Tenggara